Berikut adalah skrip Python sederhana dan tutorial langkah demi langkah untuk memasukkan file skrip Python ke dalam ArcToolbox di ArcMap, beserta cara pengaturan parameternya.
1. Masukkan Skrip ke ArcToolbox di ArcMap
- Buka ArcMap dan buka ArcToolbox.
- Klik kanan pada ArcToolbox > Add Toolbox.
- Buat toolbox baru: Klik kanan ArcToolbox > New Toolbox. Beri nama toolbox, misalnya, BufferTools, lalu Open.
- Klik kanan pada toolbox yang baru saja dibuat > Add > Script untuk menambahkan skrip.
2. Konfigurasi Pengaturan Skrip di ArcToolbox
- Pada dialog Script, beri nama skrip dan tambahkan deskripsi jika diinginkan.
- Di kolom Script File, telusuri dan pilih file buffer_tool.py yang telah dibuat sebelumnya. Disini mimin sudah buatkan file latihannya, silahkan unduh.
- Klik Next untuk menentukan parameter.
3. Tambahkan Parameter untuk Skrip di ArcToolbox
- Parameter 1:
- Label: Input Points
- Data Type: Feature Layer
- Direction: Input
- Parameter 2:
- Label: Buffer Distance
- Data Type: Linear Unit
- Direction: Input
- Parameter 3:
- Label: Output Buffer
- Data Type: Feature Class
- Direction: Output
- Klik Finish setelah menambahkan semua parameter.
4. Uji Skrip
Setelah selesai, skrip akan muncul di ArcToolbox dalam toolbox BufferTools. Klik dua kali skrip untuk membukanya, masukkan parameter yang diperlukan, dan jalankan tool untuk menguji apakah buffer berhasil dibuat sesuai parameter.
VIDEO TUTORIAL
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang jenis Data Type (Tipe Data) yang tersedia saat menambahkan parameter di Add Script pada ArcToolbox. Setiap tipe data menentukan jenis data yang bisa diterima oleh parameter:
- Feature Layer
- Digunakan untuk input data spasial berbasis vektor seperti titik, garis, atau poligon yang sudah dimuat sebagai layer di peta.
- Contoh: Layer shapefile, geodatabase feature class.
- Raster Layer
- Digunakan untuk data raster, seperti citra satelit atau model elevasi digital (DEM).
- Contoh: File TIFF, IMG, atau dataset raster dalam geodatabase.
- Table View
- Digunakan untuk tabel yang dimuat ke dalam peta.
- Contoh: Tabel Excel (.xls), CSV, atau tabel dalam geodatabase.
- Field
- Digunakan untuk memilih nama field (kolom) dari layer atau tabel tertentu.
- Biasanya dipakai untuk parameter yang membutuhkan kolom data tertentu.
- String
- Teks biasa yang dimasukkan oleh pengguna.
- Contoh: Nama file, ID, atau deskripsi.
- Integer
- Digunakan untuk input bilangan bulat (angka tanpa desimal).
- Contoh: 1, 50, 1000.
- Double
- Digunakan untuk input angka desimal.
- Contoh: 1.5, 3.14, 100.25.
- Boolean
- Pilihan ya/tidak, true/false.
- Contoh: Checkbox untuk mengaktifkan atau menonaktifkan opsi tertentu.
- Linear Unit
- Digunakan untuk nilai jarak yang bisa memiliki satuan seperti meter, kilometer, atau mil.
- Contoh: "500 Meters", "2 Kilometers".
- Extent
- Area geografis berbentuk kotak pembatas (bounding box).
- Contoh: "xmin, ymin, xmax, ymax".
- Workspace
- Folder atau geodatabase tempat file akan disimpan atau diambil.
- Contoh: "C:\Data", "MyProject.gdb".
- Feature Class
- Kelas fitur vektor yang disimpan di folder atau geodatabase.
- Contoh: "C:\Data\Roads.shp", "MyProject.gdb\Buildings".
- Raster Dataset
- Dataset raster yang disimpan di folder atau geodatabase.
- Contoh: "C:\Images\DEM.tif".
- Layer
- Digunakan untuk semua jenis layer, baik vektor maupun raster.
- Contoh: Layer shapefile atau layer raster.
- MultiValue
- Digunakan untuk memungkinkan pengguna memilih lebih dari satu nilai.
- Contoh: Beberapa layer titik atau poligon.
- Coordinate System
- Sistem koordinat (proyeksi) yang diterapkan pada data.
- Contoh: WGS 1984, NAD 1983 UTM Zone 16N.
- Date
- Input data berupa tanggal dan waktu.
- Contoh: "2025-01-01", "2025-01-01 08:00:00".
- File
- Digunakan untuk file dengan format tertentu.
- Contoh: File Excel (.xls), CSV, atau TXT.
- Folder
- Lokasi direktori pada sistem file.
- Contoh: "C:\Projects", "D:\GIS\Workspace".
- Network Analyst Layer
- Digunakan untuk layer Network Analyst, seperti Network Dataset atau Closest Facility Layer.
- Contoh: "MyNetworkLayer".
- Topology
- Topologi data yang ada dalam geodatabase.
- Contoh: Topologi untuk memvalidasi integritas spasial data.
- Tin
- Dataset TIN (Triangulated Irregular Network).
- Contoh: Model permukaan TIN.
- Geometric Network
- Dataset jaringan geometris dalam geodatabase.
- Contoh: Jaringan pipa atau kabel.
- Value Table
- Tabel dengan banyak kolom yang dapat diisi oleh pengguna.
- Contoh: Untuk input kombinasi data, seperti kolom nama dan nilai buffer.
- Record Set
- Digunakan untuk kumpulan data dalam format tabel kecil.
- Contoh: Data input sementara.
- Data Element
- Representasi metadata untuk elemen data tertentu.
- Contoh: Metadata layer atau dataset.
- Cadastral Fabric
- Dataset terkait jaringan kadaster (pertanahan).
- Contoh: Data peta bidang tanah.
- File Dataset
- Dataset apa pun yang disimpan sebagai file.
- Contoh: Shapefile, CSV, atau raster.
Panduan Pemilihan Data Type
- Pilih Feature Layer jika parameter berupa data spasial vektor yang sudah ditambahkan ke peta.
- Pilih Feature Class jika parameter berupa file spasial vektor yang belum dimuat ke peta.
- Pilih Raster Layer untuk raster yang sudah dimuat atau Raster Dataset untuk file raster.
- Gunakan Workspace atau Folder untuk lokasi penyimpanan output.
- Gunakan Linear Unit untuk nilai jarak dengan satuan.
Setiap tipe data akan membantu skrip memahami input/output yang dimasukkan sehingga alat berjalan sesuai harapan.