Cara Membuat Peta Kawasan Rawan Banjir Berbasis Geographic Information System pada ArcGIS
Membuat peta rawan banjir merupakan salah satu solusi dalam mitigasi bencana banjir. Pemetaan daerah rawan banjir merupakan salah satu jenis peta ancaman yang mana kita tahu sesuai dengan peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 2 Tahun 2012, maka metode pemetaan resiko bencana terdiri dari tiga bagian peta, yaitu peta ancaman, peta kerentanan dan peta kapasitas.
Perlu kita ketahui bahwa dalam membuat peta rawan banjir memiliki kriteria yang berbeda-beda antara satu penelitian dengan penelitian lainnya. Sehingga dalam tutorial hanya akan di jelaskan secara mendasar dan pokok saja, tapi secara umum tidak akan jauh berbeda untuk studi kasus yang lain.
Sebelum kita masuk ke tutorialnya, alangkah lebih baiknya kita harus tahu apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir yaitu pada umumnya adalah kelandaian lahan, areal terbangun, kondisi saluran drainase yang tidak memadai. Kondisi ini biasanya banyak terjadi pada kawasan perkotaan. Identifikasi daerah rawan banjir dapat dibagi dalam tiga faktor yaitu faktor kondisi alam, peristiwa alam, dan aktivitas manusia.
Sekarang kita sudah tahu apa saja faktor dan idetifikasi kawasan rawan banjir sehingga kita bisa menyiapkan data-data apa saja yang akan diperlukan. Dalam tutorial ini data yang dipakai adalah:
- Kelas Kemiringan (Slope), kemiringan lahan semakin tinggi maka air yang diteruskan semakin tinggi yang artinya lahan yang kemiringannya rendah (landai) akan memiliki potensi terjadinya banjir sangat tinggi.
- Kelas Tinggi (Kontur/Topografi).
- Tekstur Tanah, semakin halus tekstur tanah menyebabkan air aliran permukaan yang berasal dari hujan maupun luapan sungai sulit untuk meresap ke dalam tanah, sehingga potensi terjadi penggenangan lebih tinggi dari tekstur yang kasar.
- Permeabilitas (Drainase) Tanah.
- Penutupan Lahan (penggunaan lahan), faktor ini berperan pada besarnya air limpasan hasil dari hujan yangtelah melebihi laju infiltrasi.
- Curah Hujan, dalam hal ini curah hujan yang tinggi akan lebih mempengaruhi terhadap kejadian banjir.
- Buffer Sungai, Semakin dekat jarak suatu wilayah dengan sungai, maka peluang untuk terjadinya banjir semakin tinggi.
Itulah data-data yang akan kita gunakan. Tahap pembuatan peta rawan banjir, mimin sudah siapkan video tutorialnya dibawah ini supaya lebih mudah dipahami. Pada intinya metode yang digunakan adalah skoring (pengharkatan) dan overlay.
Baca Juga:
1. Daftar kumpulan data shapefile (SHP) berbagai tema.
2. Peta Cetak Digital Indonesia Berbagai Tema
Baiklah sekian dulu untuk sharing kali ini tentang Cara Membuat Peta Rawan Banjir pada ArcGIS. Jika ada saran, tanggapan, pertanyaan, link mati serta request silakan gunakan kotak komentar, halaman kontak atau sosial media yang ada di website Lapak GIS. Terima Kasih.