Shapefile atau SHP merupakan jenis format data spatial yang paling terkenal, karena memiliki beberapa tipe field (bisa dibilang field ini seperti judul kolom pada tabel). Berbeda dengan MS Excel yang dapat di ubah dari satu tipe data/sel ke tipe lainnya, tapi pada shapefile tipe field tidak dapat diubah lagi setelah kita sudah menetapkannya (kalau sudah ditetapkan maka kita sampai selanjutnya akan terus menggunakan jenis tipe data yang sudah di tetapkan tsb).
Maka dari itu sangat dibutuhkan pengetahuan dan wawasan yang luas terkait data yang akan di tamping oleh FIELD nantinya. Sebelum kita membahas tipe FIELD yang tepat seperti yang dijelaskan diatas, maka kita bahas dulu tipe-tipe FIELD yang dapat disematkan pada Shapefile, yaitu sebagai berikut.
Jenis Field Atribut Tabel
TEXT
Digunakan untuk semua karakter bertipe teks dengan rentang jumlah karakter 1 s/d 255. Tipe field ini digunakan untuk nilai teks seperti nama tempat, anotasi atau label. Tipe jenis text ini dapat diisi dengan angka, tetapi angka tersebut tetap tidak dapat dilakukan operasi aritmatika (tambah, kurang, bagi, kali, dsb) karena tetap dianggap sebagai text.
FLOAT
Digunakan untuk tipe data angka dengan presisi tunggal yang memiliki pecahan (tidak ditentukan precision dan scalenya). Jumlah presisi (jumlah angka) ditentukan konstan.
DOUBLE
Digunakan untuk tipe data angka dengan presisi ganda yang memiliki pecahan (menggunakan dua parameter, yaitu precision dan scale). Tipe Double sama dengan tipe foat, hanya saja memiliki presisi yang lebih tinggi. Tipe ini sangat cocok untuk data yang angka-angka desimal sangat banyak, misal angka luasan atau rupiah dll.
SHORT
Short integer digunakan untuk angka tanpa pecahan (berupa angka bulat). Tipe ini sangat cocok untuk data berupa ID, nomor, urutan, dan kode.
LONG
Long integer sama dengan short integer yang digunakan untuk angka tanpa pecahan (berupa angka bulat) namun dengan kemungkinan digit yang lebih panjang.
DATE
Date digunakan untuk menyimpan tanggal, waktu atau tanggal-waktu.
Masih banyak tipe field yang lain seperti Blob, Guis, dan Raster namun yang sering atau umum digunakan hanya seperti yang dijelaskan diatas, dan juga untuk Blob, Guis, dan Raster kita hanya bisa membuatnya melalui Geodatabase. Ini akan dibahas pada tutorial lebih lanjut.
Contoh:
Dalam pengelolaan suatu tanah kavlingan memiliki data lahan dengan luasan berkisar antara 1 –350 hektar. Satuan standar luas lahan tersebut adalah meter persegi dengan 2 digit di belakang koma. Jika suatu lahan memiliki luas 200 hektar, dan ingin diekspresikan dalam field M2 maka menjadi 2,000,000.00 (meter persegi, sistem US).
Tipe FIELD apa yang tepat untuk penggunaan tersebut?
Jawab:
Tipe SHORT dan LONG memiliki spesifikasi yang serupa. Keduanya digunakan untuk angka tanpa
pecahan atau tanpa desimal. Nilai di dalam field SHORT atau LONG harus berupa angka bulat. Oleh karena itu kedua tipe field tidak dapat digunakan. Jika digunakan, maka nilai-nilai di belakang koma akan dihilangkan.
Tipe TEXT dan DATE tentu tidak dapat digunakan untuk kasus di atas karena data luasan harus berupa field angka. Walaupun Tipe TEXT dapat dimasukkan angka, tapi nantinya tidak akan dapat di kalkulasikan.
Tipe FLOAT dan DOUBLE memiliki spek yang mirip. Keduanya sama-sama dapat digunakan untuk tipe data pecahan, dan juga tidak bulat atau dengan kata lain memiliki angka di belakang koma. Jadiiiii… untuk contoh kasus perhitungan luas lahan dalam satuan meter persegi dan memuat dua angka di belakang koma, maka tipe FLOAT dan DOUBLE yang paling COCOK untuk digunakan.
Perbedaan antara FLOAT dan DOUBLE adalah dalam hal akurasi yang digunakan. Pada tipe FLOAT kita hanya menentukan satu parameter sedangkan pada tipe DOUBLE kita menggunakan dua parameter, yaitu precision dan scale. Baiklah sekian dulu untuk tutorial kali ini dari lapakgis.com, jika ada tanggapan, saran, dan pertanyaan silakan berkomentar di bawah. thanks.